Pengembangan Ide Usaha

Pengembangan Ide Usaha
Job Preference Pengembangan Ide Usaha
 Job Reference Ide Usaha Kewirausahaan

 III. Pengembangan Ide Usaha

  1. Sumber Penemuan Ide-Ide Baru
  2. Metode Pengembangan Ide
  3. Creative Problem Solving 
  4. Proses Perencanaan dan Pengembangan Produk
  5. Manajemen Proses Produk Baru

PENGEMBANGAN IDE USAHA

I. SUMBER PENEMUAN IDE-IDE BARU

Sumber ide biasanya berkaitan dengan hal-hal atau kegiatan yang menyangkut organisasi atau lembaga yang ada hubungannya dengan bisnis, seperti :

1.1 Konsumen

Dengan memperhatikan potensial konsumen terutama needs dan wants mereka maka dapat menimbulkan ide-ide usaha baik untuk produk baru ataupun perbaikan dari produk yang sudah ada.

Seperti need konsumen peminum kopi yang tinggi akan macam cita rasa kopi serta want mereka akan tempat minum kopi yang memungkinkan mereka menikmati kopi dengan santai dan beramai-ramai dengan kolega mendorong tumbuhnya warung kopi di mal-mal atau perkantoran baik dari luar negeri (Coffe Bean dan Starbucks) serta dari dalam negeri (Kopi Luwak, Nescafe dll).

1.2 Perusahaan yang sudah ada

Terkadang dari produk yang sudah ada dipasar belum memenuhi tingkat kebutuhan konsumen sehingga diperlukan perbaikan produk ataupun pengembangan produk tersebut.

Selain itu penanganan perusahaan terhadap produk yang tidak baik juga dapat mendorong terciptanya ide untuk cara menangani produk yang dapat menciptakan produk lebih sesuai dengan konsumen. Contohnya adalah pada industri mobil tahun 1990 an dimana Toyota Kijang dari Toyota menguasai pasar mobil niaga khususnya yang memiliki bonnet (hidung) karena tidak mempunyai pesaing. Hal ini mendorong pabrik lain seperti Isuzu mengeluarkan Isuzu Panther dan Mitsubishi yang mengeluarkan Mitsubishi Kuda.

1.3 Saluran Distribusi

Pendistribusian yang tidak merata atau tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen dapat menimbulkan ide-ide usaha untuk menyempurnakan produk ataupun menciptakan produk baru.

Contohnya adalah Pendistribusian Pendapatan Negara yang tidak berimbang ke daerah menimbulkan timbulnya sistem pemerintahan otonomi daerah yang dirasakan daerah lebih adil.

1.4 Pemerintah

Ada dua cara sumber pengembangan ide dari pemerintah yaitu pertama, melalui dokumen hak-hak paten yang memungkinkan pengembangan sejumlah produk baru. Kedua, melalui pengaturan pemerintah kepada dunia bisnis yang bisa memungkinkan munculnya gagasan produk baru. Misalnya adalah peraturan pemerintah mengenai kebersihan udara melalui pengurangan emisi gas buang kendaraan memungkinkan munculnya usaha-usaha produk pengurang emisi seperti bahan bakar tanpa timbal dan produk catalitic converter (penyaring gas buang) kendaraan.

1.5 Penelitian dan Pengembangan

Melalui penelitian dan pengembangan memungkinkan timbulnya gagasan produk baru atau perbaikan dari produk yang sudah ada.

Contohnya adalah penelitian terhadap penyakit flu menghasilkan jenis obat flu yang tidak membawa efek mengantuk.

Walaupun terdapat banyak pendekatan untuk mencari sumber ide bagi produk atau jasa, proses ini dapat dipercepat dengan penggunaan saran-saran berikut :

a. Kebutuhan akan Sumber Penemuan.

Penemuan yang berasal dari persepsi kebutuhan yang jelas ingin dipenuhi dan banyak produk atau jasa yang telah dikembangkan dari persepsi tersebut seperti kebutuhan irigasi di daerah langka air, mahal, dan agak bergaram memungkinkan seorang wirausaha memproduksi peralatan penetes air sesuai metode irigasi yang sesuai.

b. Hobi atau Kesenangan Pribadi.

Hobi atau minat pribadi adakalanya bisa mendorong bisnis baru. Contohnya adalah orang yang memiliki hobi mobil dan kebersihan tubuh akan membuat usaha bengkel dengan salon sehingga pemilik mobil dapat mengurus tubuhnya sementara mobilnya dibengkel.

c. Mengamati Kecenderungan-kecenderungan.

Kecenderungan dan kebiasaan dalam mode merupakan sumber gagasan untuk melakukan usaha. Peluang yang terlihat oleh pengamat dan mendorong wirausaha mengerjakan sesuatu yang baru pada saat yang tepat. Contohnya adalah saat mode pakaian bermerek tumbuh maka marak bisnis factory outlet di kota Bandung dan Jakarta

d. Mengamati Kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada.

Kekurangan pada produk dilakukan dengan memperbaiki kinerja atau menambah keunggulan yang diperlukan. Contohnya

e. Mengapa Tidak Terdapat ?

Peluang timbulnya usaha baru adakala datang dari pertanyaan “Mengapa tidak terdapat….?”. Seperti contoh tidak adanya cairan penghapus tinta merupakan peluang mendirikan usaha baru yang disebabkan tidak adanya alat untuk menghapus tinta.

f. Kegunaan lain dari Barang-barang Biasa.

Banyak produk komersil berasal dari penerapan barang-barang biasa untuk kegunaan lain yang bukan kegunaan yang dimaksudkan dari barang itu. Barang tersebut dari perubahan karakter dan kegunaan dari barang akhir hingga pengembangan penerapan baru barang yang tidak terpakai. Seperti Kit Wash dan Wax yang merupakan penambahan wax (cairan pengkilat) pada shampo mobil yang ada sehingga kita tidak perlu membeli wax.

g. Pemanfaatan Produk dari Perusahaan lain.

Produk atau perusahaan baru dapat terbentuk sebagai perusahaan yang memanfaatkan produk dari perusahaan yang ada. Misalnya seorang pegawai pada perusahaan yang memproduksi cairan pembersih mobil berusaha mendapatkan tambahan penghasilan dengan membuat salon mobil panggilan pada malam hari atau hari libur dan konsumennya puas dan menjadi pelanggan tetap hingga penghasilannya melebihi penghasilan di kantor. Hal itu membuatnya memutuskan mendirikan salon mobil tetap.

Menurut penelitian di Amerika yang dilakukan oleh NFIB Foundation (1990), sumber ide untuk bisnis baru adalah sebagai berikut :

- Dari pekerjaan terdahulu (43%)

- Hobi / Minat pribadi (18%)

- Adanya kesempatan / peluang (10%)

- Saran orang lain (8%)

- Pendidikan / Kursus (6%)

- Teman / Saudara (6%)

- Bisnis keluarga (6%)

- Lain-lain (3%)

II. PENYARINGAN IDE

Dari sekian banyak ide yang didapat, kemudian dipilih ide produk apa yang paling baik untuk bisnis yang kita lakukan. Ada berbagai cara untuk melakukan pemilihan ide produk, dimana salah satu cara adalah dengan melakukan proses tahapan sebagai berikut dibawah ini :

a. Macro Screening

Dari ratusan ide yang mungkin didapat, pilihlah sekitar 20 ide yang mempunyai potensi bisnis. Disini kriteria yang digunakan untuk memilih masih umum sekali, yaitu yang mempunyai potensi bisnis.

b. Micro Screening

Dari 20 ide produk yang ada, kemudian dipilih lagi menjadi 5 ide dengan menggunakan kriteria tertentu.

Sebagai contoh kriteria dapat menggunakan beberapa faktor, misalnya :

1. Tersedianya pasar lokal

2. Tersedianya tenaga kerja lokal

3. Tersedianya bahan baku

4. Tersedianya teknologi

5. Mendapat prioritas dari pemerintah

6. Peluang di masa yang akan datang

7. Dan sebagainya.

Dengan adanya pemilihan bertahap tersebut, diharapkan kita dapat mempunyai alternatif beberapa ide produk yang akan dikembangkan lebih lanjut

Ide / Gagasan Yang Tepat

Suatu bisnis yang baik harus mempertimbangkan pelaku dan situasi atau lingkungan yang sesuai untuk bisnis tersebut. Oleh karena itu ide produk yang baik harus memperhitungkan kemampuan calon wirausaha dan situasi / lingkungan yang mempengaruhi bisnis tersebut.

Ide produk yang ada perlu dianalisis lebih mendalam sehingga diketahui apa kekuatan dan kelemahannya dengan memperhatikan situasi lingkungannya.

Dari Ide / Gagasan Menjadi Bisnis

Ide produk yang baik belum tentu menjadi bisnis yang baik pula. Untuk itu sebelum ide produk direalisir harus diuji dulu kelayakannya dilapangan yang merupakan situasi lingkungan bisnis sebenarnya.

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan keberhasilan suatu bisnis seperti: Pasar dan pemasaran, teknik/operasi usaha yang dilakukan, organisasi dan manajemen, dan keuangan.

Dengan adanya suatu rencana bisnis untuk suatu ide produk, akan memudahkan kita menilai apakah ide produk tersebut layak atau tidak layak kalau direalisir menjadi bisnis yang sebenarnya.

III. PROSES PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

3.1 Kriteria Evaluasi

Kriteria dibuat untuk mengevaluasi produk baru dalam peluang pasar, persaingan, sistem pemasaran, faktor keuangan, dan faktor produksi.

3.2 Tahap Ide

3.3 Tahap Konsep

3.4 Tahap Pengembangan Produk

3.5 Tahap Tes Pemasaran

IV. MANAJEMEN PROSES PRODUK BARU

4.1 Kiat Sukses Program Produk Baru

Menurut Cooper, R. ada 15 pelajaran untuk suksesnya program produk baru yaitu:

1. Produknya unik dan unggul.

Artinya, produknya “berbeda”, memberi manfaat unik, dan berasio nilai tinggi untuk konsumen.

2. Sangat berorientasi pasar.

Dipengaruhi oleh pengetahuan tentang keadaan pasar (market driven) dan proses pengembangan produk baru berfokus pada konsumen.

3. Berwawasan pasar internasional.

Dengan melihat pada keadaan internasional maka disain produk, pengembangannya, dan target pemasarannnya, akan menghadirkan inovasi produk yang terdepan.

4. Lebih banyak melakukan persiapan sebelum produk dikembangkan.

5. Perumusan dengan tajam definisi / konsep produk pada awal dari proses.

6. Pelansiran produk yang dipersiapkan dengan matang dan dilaksanakan dengan baik.

Rencana pemasaran yang mapan untuk pelansiran produk adalah inti dari keberhasilan.

7. Struktur, disain dan iklim organisasi yang tepat.

8. Dukungan manajemen puncak tidak menjamin sukses, walaupun bermanfaat.

9. Adanya sinergi sangat penting, proyek yang “asing” cenderung gagal.

10. Produk yang ditujukan ke pasar yang menarik akan berjalan lebih baik.

Daya tarik pasar adalah kriteria utama dalam seleksi produk.

11. Suksesnya produk baru dapat diduga.

Profil produk yang unggul dapat dipakai sebagai kriteria seleksi produk baru.

12. Suksesnya produk baru dapat dikendalikan.

Perlu lebih ditekankan adanya kebutuhan untuk kelengkapan, konsekuen, dan kualitas dalam pelaksanaan.

13. Sumberdaya dan sarana harus tersedia.

14. Kecepatan adalah segala-galanya, namun harus tanpa mengorbankan kualitas dalam pelaksanaannya.

15. Perusahaan yang menjalankan pengembangan produk baru secara bertahap dan menggunakan konsep pengembangan produk dengan pedoman permainannya secara disiplin, akan lebih berhasil.

4.2 Karakteristik Produk Baru yang Unggul dan Pengembangan

1. Produk yang unggul dan unik.

- Mempunyai bentuk/perlengkapan yang unik untuk konsumen
- Memenuhi kebutuhan konsumen lebih baik dari pesaing.
- Memecahkan masalah yang dialami bila konsumen menggunakan produk pesaing.
- Mengurangi biaya bagi konsumen.
- Inovatif atau ada pertama-kalinya.

2. Berwawasan konsumen.

Dicapai dengan sebagai berikut:

- Mengenali kebutuhan konsumen.
- Mengerti apa yang dibutuhkan pemakai.
- Memenuhi kebutuhan pasar.
- Terus-menerus berhubungan dengan konsumen.
- Kuat dalam pengetahuan pasar dan penelitian pasar.
- Pelaksanaan dan kegiatan pemasaran yang berkualitas.
- Pendanaan yang lebih untuk kegiatan pemasaran awal.

3. Definisi atau konsep produk/proyek yang tajam.

Ketajaman definisi atau konsep meliputi sebagai berikut:

- Pasar sasaran tertentu ; jelas siapa yang akan menggunakan produk tersebut.
- Penggambaran / diskripsi produk ; produk apa, apa yang dapat dilakukan olehnya dan manfaatnya.
- Penjabaran strategi posisi (positioning) yang diambil.
- Daftar tentang bentuk, sifat, persyaratan dan spesifikasi produk yang harus ada dan sebaiknya ada.

4. Struktur, disain, dan iklim organisasi.

Pengembangan produk baru bukan merupakan kegiatan disatu bagian atau departemen, melainkan merupakan kegiatan multi disiplin dan multi-fungsi. Peran kelompok dan pimpinan kelompok kerja sangat menentukan.

Tiga alternatif struktur sangat menonjol :

a. Matriks yang imbang (balanced matrix)

Seorang manajer proyek ditugaskan untuk menangani proyek dan berkontribusi dalam tanggung-jawab dan wewenang dengan para manajer fungsional: ada kebersamaan dalam menyetujui dan mengarahkan.

b. Matriks proyek (project matrix)

Seorang manajer proyek ditugaskan untuk menangani proyek dan mempunyai tanggung-jawab serta wewenang utama atas proyek. Para manajer fungsional menugaskan karyawan yang diperlukan dan menyediakan keahlian teknis.

c. Kelompok proyek (project team)

Seorang manajer proyek diberi wewenang menangani kelompok yang terdiri dari anggota inti yang berasal dari berbagai fungsi. Para manajer fungsional tidak mempunyai keterlibatan dan wewenang formal.

Terlepas dari bentuk mana yang dipilih, kepemimpinan proyek yang kuat dan adanya kewewenangan formal sangatlah penting.

Iklim yang ditumbuhkan harus memberi ganjaran dan mendorong adanya kreativitas dan inovasi dan tersedianya sarana untuk melakukan usaha kreatif.

5. Mempercepat proses produk baru.

Ada lima metode dalam mempercepat proses produk baru tanpa merugikan kualitas dalam pelaksanaannya, yaitu:

a. Lakukan langkah pertama dengan tepat.

Pengulangan akan memperpanjang waktu.

b. Pekerjaan rumah dan definisi produk yang jelas.

Persiapan dengan membuat pekerjaan rumah dan memperjelas produk/proyeknya.

c. Pryek diorganisir secara kelompok multifungsi dan dengan diberi kewewenangan.
d. Proses dilakukan secara berurutan, bersamaan, atau bertumpuk.
e. Proses bertahap dengan mengikuti pedoman main (game plan)

Game plan merupakan model pengembangan produk yang didasarkan konsep dan pegangan operasional yang membawa dari tahap gagasan menuju pada pelansiran produk. Model menjelaskan kegiatan dan tes yang dilalui. Pedoman yang disusun meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pengembangan produk baru.

4.3 Proses Pengembangan Produk Baru

Model pengembangan produk baru menurut Cooper terdiri dari lima pintu dan lima tahap. ”Pintu” adalah kegiatan menilai apakah proses dilanjutkan atau tidak. “Tahap” adalah kegiatan yang dalam model Cooper adalah :

a. Penyelidikan awal.
b. Penyelidikan mendalam.
c. Pengembangan.
d. Percobaan dan penilaian.
e. Produksi penuh dan pelansiran pemasaran.

Selanjutnya Baca Juga :

Related Posts

Subscribe Our Newsletter